Jika tubuh agar tetap sehat maka diperlukan olahraga yang teratur.
Nah hal tersebut juga diperlukan oleh otak. Agar proses berpikir bisa
lebih cepat, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melatihnya.
Proses berpikir yang cepat bisa membantu meningkatkan kemampuan
orang dalam melakukan banyak tugas diwaktu yang sama. Untuk mencapai hal
tersebut, butuh pelatihan otak sederhana namun efektif sehingga
kebugaran pikiran meningkat.
Dilansir dari Timesofindia, berikut 10 hal yang bisa dilakukan agar otak tidak lemot dan dapat berpikir cepat:
1. Lakukan seni
Seni adalah sumber latihan yang membantu meningkatkan bagian di otak
yang bekerja mengekspresikan diri secara non-verbal. Seni membuat orang
jadi kreatif, menggunakan keterampilan motorik halus dan berpikir
analitis.
2. Memperluas kosa kata
Membaca artikel, berita atau novel bisa membantu mempelajari
kata-kata baru yang sebelumnya tidak akrab didengar. Teknik ini akan
membantu mempertajam memori dan meningkatkan kosakata.
3. Gunakan tangan yang tidak dominan
Saat melakukan tugas dasar yang membutuhkan konsentrasi, cobalah
menggunakan tangan yang tidak dominan. Kegiatan ini akan memerlukan
perhatian ekstra sehingga membuat diri lebih fokus menyelesaikan
tugas-tugas sederhana.
4. Jangan gunakan kalkulator
Untuk perhitungan dasar atau harian sebaiknya jangan menggunakan
kalkulator, tapi pilihlah metode kuno seperti menghitung dengan jari
atau menghitungnya di kepala. Ini adalah cara yang sangat umum untuk
menjaga otak tetap aktif.
5. Belajar bahasa asing
Mempelajari bahasa asing baru tidak hanya bisa meningkatkan karir
profesional dan pengetahuan baru, tapi juga menjadi sumber latihan untuk
pikiran karena menjaga otak tetap sibuk.
Sumber: http://id.she.yahoo.com/lakukan-hal-hal-ini-agar-otak-tak-lagi-041300974.html
KIPAN MULYANA
Rabu, 26 Maret 2014
Senin, 17 Februari 2014
Cara Cegah Keretakan pada Tumit Kaki
Tumit kaki yang retak bisa timbul karena berbagai
alasan, salah satunya adalah terlalu banyak memakai sandal jepat,
berjalan tak gunakan alas kaki, atau terlalu sering pakai high heels.
Kekurangan kelenjar minyak juga menjadi penyebab keretakan pada tumit
kaki. Untuk itu, kamu tentu saja membutuhkan perawatan untuk menjaganya
agar tetap lembut. Yuk coba cara simpel untuk cegah keretakan pada tumit
kaki berikut ini:
1. Pakai sepatu tertutup
Ini adalah cara terbaik untuk mencegah keretakan dan kekeringan pada
bagian tumit kaki. Yap, pakailah sepatu tertutup dan jaga kaki tetap
bersih dan lembut.
2. Rajin bersihkan
Untuk mencegah keretakan, kamu harus tetap menjaga kakimu selalu
bersih. Saat mandi, gosoklah bagian kaki, termasuk tumit untuk membuang
kotoran dan sel kulit mati. Saat habis bepergian keluar, jangan lupa
bersihkan dengan air hangat.
3. Oleskan pelembab
Oleskan produk pelembab yang tahan lama setelah mandi dan sebelum
tidur agar tumit tak mengalami kekeringan yang bisa menimbulkan
tanda-tanda keretakan.
4. Air lemon
Rendam kaki ke dalam campuran air dan perasan lemon selama 15 menit.
Gosok dengan perlahan dan bilas hingga bersih. Jangan lupa oleskan
pelembab setelahnya.
5. Susu dan madu
Campurkan susu dan madu dan rendam kakimu dalam campuran tersebut
selama 15 hingga 20 menit. Gosokkan perlahan dan bilas dengan air
hangat. Ini adalah cara alami yang bisa mencegah kaki retak. Lakukan
cara ini sekali dalam untuk hasil terbaik.
6. Garam
Rendam kakimu ke dalam setengah air dalam ember. Tambahkan sedikit
garam ke dalam ember tersebut. Scrub garam ini bisa mengangkat kotoran
dan sel kulit mati, serta melembutkan kulit di bagian tumit kaki.
Sumber : http://id.she.yahoo.com/inilah-cara-cegah-keretakan-pada-tumit-kaki-100000285.html
Jumat, 14 Februari 2014
ALIRAN INFORMASI DALAM ORGANISASI
ALIRAN INFORMASI DALAM ORGANISASI
Aliran informasi atau dikenal juga dengan distribusi
informasi, adalah proses dimana informasi yang tepat disampaikan pada orang
yang tepat, pada waktu yang diinginkan. Atau bisa diartikan pula dengan Aliran
informasi dalam suatu organisasi adalah suatu proses dinamik; dalam proses
inilah pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan,
dan dinterpretasikan.
Proses ini berlangsung terus dan berubah secara konstan – artinya
komunikasi organisasi bukanlah sesuatu yang terjadi kemudian berhenti.
Komunikasi terjadi sepanjang waktu. Dalam organisasi Pendistribusian informasi
dalam organisasi adalah cara-cara untuk memperoleh informasi dan berbagi
informasi pada rekan kerja baik itu menggunakan metode-metode elektronik
seperti situs web kolaborasi, intranet, dan apabila cara-cara dengan teknologi
tidak dimungkinkan bisa jadi cara ini menggunakan arsip atau distribusi berkas
secara manual. Atau bisa dikatakan pula bahwa Aliran informasi dalam organisasi
adalah perpindahan informasi dalam struktur organisasi dan metodologi yang
digunakan (saluran) dalam memindahkan informasi ini terkait dengan budaya
organisasi, proses, waktu, dan pemaknaan sehingga informasi ini dianggap sebagai
nilai, pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.
Distribusi informasi biasanya digunakan sebagai cara untuk
menjalankan rencana komunikasi dan merespon permintaan-permintaan (yang
seringkali tidak disangka) akan informasi tertentu. Mekanisme aliran informasi
Mekanisme informasi dapat mempengaruhi guna informasi itu sendiri saat
informasi yang dibutuhkan tidak didapat tepat pada waktunya. Satu-satunya yang
dapat memperbaiki kinerja aliran informasi ini adalah dengan adanya Rencana
Pengelolaan Informasi (Communication Management Plan). Guetzkow (1965)
menyatakan bahwa aliran informasi dalam suatu organisasi dapat terjadi denga
tiga cara :
1.
Berurutan
2.
Serentak
3.
Kombinasi antara serentak dan berurutan
- Penyebaran Pesan Secara Berurutan
“penyampaian pesan secara berurutan merupakan bentuk pola
komunikasi yang utama, yang pasti terjadi dalam organisasi’’ ini dikemukakan
oleh Haney (1962). penyebaran informasi berurutan meliputi perluasan bentuk
penyebaran diadik, jadi pesan disampaikan dari si A–> si B–> si C–> si
D–> si E dalam serangkaian transaksi dua orang; dalam hal ini setiap
individu kecuali orang ke 1 (sumber pesan), mula-mula menginterpretasikan pesan
yang diterimanya, dan kemudian meneruskan hasil interpretasinya kepada orang
berikutnya dalam rangkaian tersebut.
Penyebaran pesan berurutan memperlihatkan pola ”siapa
berbicara kepada siapa”. penyebaran tersebut mempunyai suatu pola sebagai salah
satu ciri terpentingnya, Bila pesan disebarkan secara berurutan, penyebaran
informasi berlangsung dalam waktu yang tidak beraturan, jadi infomasi tersebut
tiba ditempat yang berbeda dan pada waktu yang berbeda pula. Individu cenderung
menyadari adanya informasi pada waktu yang berlainan. karena adanya perbedaan
dalam menyadari informasi tersebut, mungkin timbul masalah dalam koordinasi.
Adanya keterlambatan dalam penyebaran informasi akan menyebabkan informasi itu
sulit digunakan untuk membuat keputusan karena ada orang yang belum memperoleh
informasi. Bila jumlah orang yang harus diberi informasi cukup banyak, proses
berurutan memerlukan waktu yang lebih lama lagi untuk menyampaikan informasi
kepada mereka.
- Penyebaran Pesan Secara Serentak
Sebagian besar dari komunikasi organisasi berlangsung dari
orang ke orang, hanya melibatkan sumber pesan dan penerima yang mengiterprestasikan
pesan sebagai tujuan akhir. Banyak organisasi yang mengeluarkan terbitan
khusus, berbentuk majalah atau selebaran yang diposkan kepada semua anggota
organisasi. Bila semua anggota departemen, fakultas, atau bagian-bagian lain
menerima suatu imformasi dalam waktu yang bersamaan, proses ini disebut
penyebaran pesan secara serentak.
Pemilihan teknik penyebaran yang berdasarkan pada waktu
(tiba secara serentak) memerlukan pemikiran metode penyebaran yang sedikit
berbeda dari yang biasa kita kerjakan. Di pihak lain, suatu pertemuan mungkin
merupakan cara untuk menyampaikan informasi kepada setiap anggota organisasi
pada saat yang sama; tetapi seperti yang dapat anda duga, tidak semua orang
dapat hadir karena pertemuan cukup jauh.
Memo merupakan media tertulis sedangkan pertemuan adalah
bentuk lisan, atau suatu media tatap muka. Salah satu dari kedua metode
tersebut atau kedua-duanya mungkin melancarkan penyebaran informasi secara
serentak kepada sekelompok anggota organisasi; salah saatu kedua-duanya mungkin
pula tidak efektif. Dengan berkembangnya media telekomunikasi, tugas
menyebarkan informasi kepada semua anggota secara serentak menjadi lebih
sederhana bagi sebagian organisasi. Dengan berkembangnya sistem kabel dan
telepon yang lebih canggih, dirangkaikan dengan video, semua organisasi dapat
berhubungan secara visual dan vokal antara satu dengan yang lainnya sambil
tetap berada di tempat kerja masing- masing. Penyebaran pesan secara serentak
mungkin suatu cara yang lebih umum, lebih efektif dan efisien daripada cara
lainnya untuk melancarkan aliran informasi dalam suatu organisasi.
Alat
alat dan teknik dalam distribusi informasi
Empat
alat-alat dan teknik yang diperlukan dalam mendistribusikan/ mengalirkan
informasi ini:
1.
Kemampuan berkomunikasi yang memungkinkan manajer menggunakan kesempatan untuk
memanfaatkan dimensi-dimensi komunikasi yang ada.
2.
Sistem untuk mengumpulkan dan memperoleh informasi.
3.
Metode pendistribusian informasi
4.
Proses pembelajaran tindakan (Lesson Learned Process).
Peranan
Jaringan Kerja Komunikasi Analisis jaringan telah mengungkapkan sifat-sifat
khas sejumlah peranan jaringan komunikasi. Berikut adalah tujuh peranan
jaringan komunikasi, antara lain :
1.
Kosmopolit Adalah individu yang melakukan kontak dengan dunia luar, dengan
individu-individu diluar organisasi. Kosmopolit menghubungkan para anggota
organisasi dengan orang-orang dan peristiwa-peristiwa diluar batas-batas
struktur organisasi.
2.
Penghubung Adalah orang yang mengaitkan atau menghubungkan dua klik atau lebih
tetapi ia bukan anggota salah satu kelompok yang dihubungkan
tersebut.Penghubung mengkaitkan satuan-satuan organisasi bersama-sama dan
menggambarkan orang-orang yang berlaku sebagai penyaring informasi.
3.
Jembatan Adalah seorang anggota klik yang memiliki sejumlah kontak yang
menonjol dalam kontak antar kelompok, juga menjalin kontak dengan anggota klik
lain. Sebuah jembatan berlaku sebagai pengontak langsung antara dua kelompok
pegawai.
4.
Penyendiri Adalah mereka yang hanya melakukan sedikit atau sama sekali tidak
mengadakan kontak dengan anggota kelompok lainnya. Beberapa anggota organisasi
menjadi penyendiri bila berurusan dengan kehidupan pribadi pegawai-pegawai
lainnya tetapi jelas merupakan anggota klik bila pesan-pesan berkenaan dengan perubahan
dalam kebijakan dan prosedur organisasi.
5.
Penjaga gawang Adalah orang yang secara strategis ditempatkan dalam jaringan
agar apat melakukan pengendalian atas pesan apa yang akan disebarkan melalui
system tersebut.
6.
Pemimpin pendapat Adalah orang tanpa jabatan formal dalam semua system social,
yang membimbing pendapat dan mempengaruhi orang-orang dalam keputusan mereka.
Mereka merupakan orang-orang yang mengikuti persoalan dan dipercaya orang-orang
lainya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
7.
Anggota Klik - Klik adalah sebuah kelompok individu yang paling sedikit separuh
dari kontaknya merupakan hubungan dengan anggota-anggota lainnya. Prasyarat
keanggotaan klik adalah bahwa individu-individu harus mampu melakukan kontak
satu sama lainnya, bahkan dengan cara tidak langsung. Klik terdiri dari
individu-individu yang keadaan sekelilingnya memungkinkan kontak antar
individu, dan yang merasa amat puas dengan kontak-kontak tersebut. Klik-terdiri
dari individu-individu yang memiliki alasan formal, yang berhubungan dengan
jabatan untuk melakukan kontak sekaligus juga mempunyai alasan informal yang
bersifat antar pesona.
Sumber : Tidak diketahui.
TEORI-TEORI KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
MAKNA PERSPEKTIF TEORITIS
Teori-teori Komunikasi Lintas Budaya merupakan
teori-teori yang secara khusus menggeneralisasi konsep komunikasi diantara
komunikator dengan komunikan yang berbeda kebudayaan, dan yang membahas
pengaruh kebudayaan terhadap kegiatan komunikasi.
DR. Alo Liliweri mengatakan bahwa paling tidak ada
tiga sumber yang bisa digunakan untuk menggeneralisasi teori komunikasi lintas
budaya, yakni:
1. Teori-teori komunikasi antar budaya yang dibangun akibat perluasan teori komunikasi yang secara khusus dirancang untuk menjelaskan komunikasi intra/antar budaya.
1. Teori-teori komunikasi antar budaya yang dibangun akibat perluasan teori komunikasi yang secara khusus dirancang untuk menjelaskan komunikasi intra/antar budaya.
2. Teori-teori baru yang dibentuk dari hasil-hasil
penelitian khusus dalam bidang komunikasi antar budaya.
3. Teori-teori komunikasi antar budaya yang diperoleh
dari hasil generalisasi teori ilmu lain, termasuk proses sosial yang bersifat
isomorfis.
MAKNA PERSPEKTIF SUBJEKTIF/EMIK
Pada prinsipnya dalam penelitian yang menggunakan
perspektif ini maka peneliti “menjadikan dirinya” sebagai bagian dari
kebudayaan yang dia teliti, atau dengan kata lain, peneliti bertindak sebagai
partisipan penuh karena dia masuk dalam suatu struktur budaya
tertentu.(Liliweri, 2001:34)
Dalam penelitian berperspektif subjektif ini biasanya
peneliti akan menolak masukan variabel kebudayaan lain ke dalam kebudayaan yang
sedang diteliti. Oleh karena itu, para peneliti yang menggunakan perspektif ini
kerap kali mendapat kritik karena gambaran yang diberikan tentang kebudayaan
yang ditelitinya terlalu sedikit. Pendekatan subjektif pun sering mengkritik
peneliti yang menarik kesimpulan tentang suatu budaya tertentu berdasarkan
ukuran-ukuran yang berlaku pada kebudayaan lain.
MAKNA PERSPEKTIF OBJEKTIF/ETIK
Dalam penelitian yang menggunakan perspektif objektif
ini seorang peneliti akan menggunakan dua pendekatan kebudayaan yang berbeda
terhadap objek tertentu.
Penggunaan perbedaan kebudayaan dilakukan untuk menunjukkan dimensi dan variabilitas kebudayaan dan untuk menunjukkan bahwa teori-teori komunikasi antar budaya tidak dimaksudkan untuk meneliti perbedaan budaya.
Berikut adalah perbedaan perspektif subjektif/emik dengan perspektif objektif/etik dalam komunikasi antar budaya.
Penggunaan perbedaan kebudayaan dilakukan untuk menunjukkan dimensi dan variabilitas kebudayaan dan untuk menunjukkan bahwa teori-teori komunikasi antar budaya tidak dimaksudkan untuk meneliti perbedaan budaya.
Berikut adalah perbedaan perspektif subjektif/emik dengan perspektif objektif/etik dalam komunikasi antar budaya.
1. -Emik 2.-Etik
1. Peneliti mempelajari perilaku manusia dari dalam
kebudayaan objek penelitian
2. Peneliti mempelajari perilaku manusia dari luar
kebudayaan objek penelitian
1. Peneliti hanya meneliti satu kebudayaan
1. Peneliti hanya meneliti satu kebudayaan
2. Peneliti menguji banyak kebudayaan
dan membandingkan kebudayaan tersebut
1. Struktur kebudayaan ditemukan sendiri oleh peneliti
1. Struktur kebudayaan ditemukan sendiri oleh peneliti
2. Struktur diciptakan
oleh peneliti
1.Umumnya kriteria-kriteria yang diterapkan ke dalam karakteristik kebudayaan
sangat realtif
2. Kriteria-kriteria kebudayaan bersifat mutlak dan
berlaku universal
TEORI-TEORI BERD
ASARKAN PERSPEKTIF ILMU KOMUNIKASI
Gundykunst (1983) mengemukakan bahwa terdapat lima
pendekatan dalam ilmu komunikasi yang diasumsikan dapat menerangkan komunikasi
lintas (antar) budaya. Kelima pendekatan tersebut adalah:
1. Teori Komunikasi berdasarkan analisis kebudayaan
implisit .
Kebudayaan implisit adalam kebudayaan immmaterial,
kebudayaan yang bentuknya tidak nampak sebagai benda namun dia “tercantum” atau
“tersirat” dalam nilai dan norma budaya suatu masyarakat, misalnya bahasa.
Pendekatan kebudayaan implisit mengandung beberapa asumsi yaitu:
Pendekatan kebudayaan implisit mengandung beberapa asumsi yaitu:
1). Kebudayaan mempengaruhi skema kognitif
2). Kebudayaan mempengaruhi organisasi tujuan dan
strategi tindakan
3). Kebudayaan mempengaruhi pengorganisasian skema
interaksi; dan
4). Kebudayaan mempengaruhi proses komunikasi.
2. Teori Analisis Kaidah Peran.
Dari berbagai penelitian yang dilakukan maka diketahui
bahwa telah terjadi beragam variasi penerapan prinsip-prinsip teori “kaidah
peran”. Beberapa isu yang menonjol misalnya:
1). apa saja sifat dasar yang dimiliki suatu
masyarakat
2). Apa yang dimaksudkan dengan kaidah peran?
3). Apa hubungan antara aktor dan kaidah persan?
Apakah setiap kaidah peran mampu menerangkan atau mengakibatkan perilaku
tertentu?
3. Teori analisis Interaksi antar budaya
Ada beberapa pendektan ilmu komunikasi yang sering
digunakan untuk menerangkan
interaksi antar budaya, yakni:
1). Pendekatan jaringan metateoritikal, yaitu studi
tentang bagaimana derajat hubungan antar pribadi
2). Teori Pertukaran. Inti teori ini mengatakan bahwa
hubungan antarpribadi bisa diteruskan dan dihentikan. Makin besar keuntungan
yang diperoleh dari hubungan antarpribadi maka makin besar peluang hubungan
tersebut diteruskan. Sebaliknya makin kecil keuntungan yang diperoleh, maka
makin kecil peluang hubungan tersebut diteruskan.
Wood (1982) dalam Liliwer (1994) mengidentifikasi 12
karakteristik pendekatan pertukaran tersebut: 1) Prinsip individual, 2) Komunikasi Coba-coba, 3) Komunikasi eksplorasi,
4) Komunikasi euphoria, 5) Komunikasi yang memperbaiki, 6) komunikasi
pertalian, 7) Komunikasi sebagai pengemudi, komunikasi
yang membedakan, 9) Komunikasi yang disintegratif, 10) Komunikasi yang macet,
11) Pengakhiran komunikasi, 12) Individualis.
4. Teori pengurangan tingkat kepastian
Berger (1982) menyatakan bahwa salah satu dari fungsi
utama komunikasi adalah fungsi informasi yaitu untuk mengurangi tingkat
ketidakpastian komunikator dan komunikan. Setiap individu memiliki keinginan
yang kuat untuk memperoleh informasi tertentu tentang pihak lain. Berger merekomendasikan
strategi pencarian informasi sebagai berikut:
1) Mengamati pihak lain secara pasif,
2) Menyelidiki atau menelusuri pihak lain,
3) menanyakan informasi melalui pihak ketiga,
4) penanganan lingkungan kehidupan pihak lain,
5) Interogasi,
6) Membuka diri.
PERSPEKTIF TEORITIS, PENGEMBANGAN TEORI BARU.
Pendekatan perspektif teoritis terhadap komunikasi lintas budaya juga bisa bersumber dari penelitian khusus dalam bidang komunikasi lintas budaya. Teori teori yang muncul antara lain:
Pendekatan perspektif teoritis terhadap komunikasi lintas budaya juga bisa bersumber dari penelitian khusus dalam bidang komunikasi lintas budaya. Teori teori yang muncul antara lain:
1. Teori Tiple M
Menurut Mowlana (1989) ada tiga unsur penting dalam
teori ini yaitu masyarakat massa, media massa, dan budaya massa. Ketiganya
berhubungan satu sama lain membentuk segitiga
2. Model Determinisme Teknologi
Masih menurut Mowlana, dikatakan bahwa media massa
yang berkaitan dengan budaya suatu masyarakat itu sebagian besar ditentukan
oleh teknologi. Apabila teori determinisme teknologi ini dikaitkan dengan media
massa dan kebudayaan, maka teori ini memiliki 2 kelemahan yaitu:
a. Teori determinisme teknologi hanya memandang satu
aspek tertentu dari media yaitu bentuk material atu teknologi sebagai karakter
pokok yang berarti dan sangat menentukan.
b. Banyak pandangan teori ini yang hanya berdasarkan peristiwa historis dan pengalaman yang dialami oleh dunia barat.
b. Banyak pandangan teori ini yang hanya berdasarkan peristiwa historis dan pengalaman yang dialami oleh dunia barat.
3. Teori Ekonomi Politik
Teori ini mempertanyakan hubungan antara masyarakat
massa, media massa, budaya massa sebagaimana yang digambarkan oleh Teori Triple
M. Menurut teori ini, media massa tidak selalu menjadi sebab atau pembentuk
budaya massa, melainkan hanya bertindak sebagai saluran penyampaian isi budaya
saja.
4. Teori Cultural Studies dan Post Modernism
Perspektif ini meletakkan kerangka bagi suatu
interpretasi budaya mengenai peranan teknologi komunikasi dan sistem media yang
berkembang tahun 1970-an. Hall memandang media massa merupakan instrumen yang
penting dari kapitalisme abad ke-20 yang berfungsi memelihara hegemoni
ideologi. Media massa dianggap mampu menetapkan kerangka budaya massa.
5. Teori integratif.
Teori ini memunculkan konsep dan fenomena pluralisme
budaya dalam kajiannya.
Sumber : Tidak dketahui.
KOMUNIKASI DAN BUDAYA
MEMAHAMI DAN MENDEFINISIKAN KOMUNIKASI DAN BUDAYA
Komunikasi lintas budaya terjadi bila pengirim pesan adalah anggota dari suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota dari suatu budaya yang lain. Oleh karena itu, sebelum membicarakan Komunikasi Lintas Budaya lebih lanjut kita akan membahas konsep komunikasi dan budaya dan hubungan diantara keduanya terlebih dahulu.
Komunikasi lintas budaya terjadi bila pengirim pesan adalah anggota dari suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota dari suatu budaya yang lain. Oleh karena itu, sebelum membicarakan Komunikasi Lintas Budaya lebih lanjut kita akan membahas konsep komunikasi dan budaya dan hubungan diantara keduanya terlebih dahulu.
Pembicaraan tentang komunikasi akan diawali dengan
asumsi bahwa komunikasi berhubungan dengan kebutuhan manusia dan terpenuhinya
kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Kebutuhan berhubungan
sosial ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan
untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
merupakan proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan.
Dan proses berkomunikasi itu merupakan sesuatu yang tidak mungkin tidak
dilakukan oleh seseorang karena setiap perilaku seseorang memiliki potensi komunikasi.
Proses komunikasi melibatkan unsur-unsur sumber
(komunikator), Pesan, media, penerima dan efek. Disamping itu proses komunikasi
juga merupakan sebuah proses yang sifatnya dinamik, terus berlangsung dan
selalu berubah, dan interaktif, yaitu terjadi antara sumber dan penerima.Proses
komunikasi juga terjadi dalam konteks fisik dan konteks sosial, karena
komunikasi bersifat interaktif sehingga tidak mungkin proses komunikasi terjadi
dalam kondisi terisolasi. Konteks fisik dan konteks sosial inilah yang kemudian
merefleksikan bagaimana seseorang hidup dan berinteraksi dengan orang lainnya
sehingga terciptalah pola-pola interaksi dalam masyarakat yang kemudian berkembang
menjadi suatu budaya.
Adapun budaya itu sendiri berkenaan dengan cara hidup
manusia. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktek komunikasi,
tindakan-tindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik dan teknologi
semuanya didasarkan pada pola-pola budaya yang ada di masyarakat.
Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat.
Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman,
kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan
ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh
sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan
kelompok.(Mulyana, 1996:18)
Budaya dan komunikasi tak dapat dipisahkan satu sama
lain, karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siap, tentang
apa dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan
kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Budaya
merupakan landasan komunikasi sehingga bila budaya beraneka ragam maka beraneka
ragam pula praktek-praktek komunikasi yang berkembang.
MEMAHAMI PERBEDAAN-PERBEDAAN BUDAYA
Budaya adalah gaya hidup unik suatu kelompok manusia
tertentu. Budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh sebagian orang dan tidak
dimiliki oleh sebagian orang yang lainnya – budaya dimiliki oleh seluruh
manusia dan dengan demikian seharusnya budaya menjadi salah satu faktor
pemersatu.
Pada dasarnya manusia-manusia menciptakan budaya atau
lingkungan sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan
biologis mereka. Individu-individu sangat cenderung menerima dan mempercayai apa
yang dikatakan budaya mereka. Mereka dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan
masyarakat dimana mereka tinggal dan dibesarkan, terlepas dari bagaimana
validitas objektif masukan dan penanaman budaya ini pada dirinya.
Individu-individu itu cenderung mengabaikan atau menolak apa yang bertentangan
dengan “kebenaran” kultural atau bertentangan dengan
kepercayaan-kepercayaannya. Inilah yang seringkali merupakan landasan bagi
prasangka yang tumbuh diantara anggota-anggota kelompok lain, bagi penolakan
untuk berubah ketika gagasan-gagasan yang sudah mapan menghadapi tantangan.
Setiap budaya memberi identitas kepada sekolompok
orang tertentu sehingga jika kita ingin lebih mudah memahami
perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam msaing-masing budaya tersebut paling
tidak kita harus mampu untuk mengidentifikasi identitas dari masing-masing
budaya tersebut yang antara lain terlihat pada:
• Komunikasi dan Bahasa
Sistem komunikasi, verbal maupun nonverbal, membedakan
suatu kelompok dari kelompok lainnya. Terdapat banyak sekali bahasa verbal
diseluruh dunia ini demikian pula bahasa nonverbal, meskipun bahasa tubuh
(nonverbal) sering dianggap bersifat universal namun perwujudannya sering
berbeda secara lokal.
• Pakaian dan Penampilan
• Pakaian dan Penampilan
Pakaian dan penampilan ini meliputi pakaian dan
dandanan luar juga dekorasi tubuh yang cenderung berbeda secara kultural.
• Makanan dan Kebiasaan Makan
Cara memilih, menyiapkan, menyajikan dan memakan
makanan sering berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya.
Subkultur-subkultur juga dapat dianalisis dari perspektif ini, seperti ruang
makan eksekutif, asrama tentara, ruang minum teh wanita, dan restoran
vegetarian.
• Waktu dan Kesadaran akan waktu
Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang satu
dengan budaya lainnya. Sebagian orang tepat waktu dan sebagian lainnya
merelatifkan waktu.
• Penghargaan dan Pengakuan
Suatu cara untuk mengamati suatu budaya adalah dengan
memperhatikan cara dan metode memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan baik
dan berani, lama pengabdian atau bentuk-bentuk lain penyelesaian tugas.
• Hubungan-Hubungan
Budaya juga mengatur hubungan-hubungan manusia dan
hubungan-hubungan organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status,
kekeluargaan, kekayaan, kekuasaan, dan kebijaksanaan.
• Nilai dan Norma
Berdasarkan sistem nilai yang dianutnya, suatu budaya
menentukan norma-norma perilaku bagi masyarakat yang bersangkutan. Aturan ini
bisa berkenaan dengan berbagai hal, mulai dari etika kerja atau kesenangan
hingga kepatuhan mutlak atau kebolehan bagi anak-anak; dari penyerahan istri
secara kaku kepada suaminya hingga kebebasan wanita secara total.
• Rasa Diri dan Ruang
Kenyamanan yang dimiliki seseorang atas dirinya bisa
diekspresikan secara berbeda oleh masing-masing budaya. Beberapa budaya sangat
terstruktur dan formal, sementara budaya linnya lebih lentur dan informal.
Beberapa budaya sangat tertutup dan menentukan tempat seseorang secara persis,
sementara budaya-budaya lain lebih terbuka dan berubah.
• Proses mental dan belajar
Beberapa budaya menekankan aspek perkembangan otak
ketimbang aspek lainnya sehingga orang dapat mengamati perbedaan-perbedaan yang
mencolok dalam cara orang-orang berpikir dan belajar.
• Kepercayaan dan sikap
Semua budaya tampaknya mempunyai perhatian terhadap
hal-hal supernatural yang jelas dalam agama-agama dan praktek keagamaan atau
kepercayaan mereka.
Sumber : Tidak diketahui ( harap maklum ya materi lama )
Langganan:
Postingan (Atom)