Rabu, 26 Maret 2014

Agar Otak Tak Lagi Lemot

Jika tubuh agar tetap sehat maka diperlukan olahraga yang teratur. Nah hal tersebut juga diperlukan oleh otak. Agar proses berpikir bisa lebih cepat, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melatihnya.
Proses berpikir yang cepat bisa membantu meningkatkan kemampuan orang dalam melakukan banyak tugas diwaktu yang sama. Untuk mencapai hal tersebut, butuh pelatihan otak sederhana namun efektif sehingga kebugaran pikiran meningkat.
Dilansir dari Timesofindia, berikut 10 hal yang bisa dilakukan agar otak tidak lemot dan dapat berpikir cepat:
1. Lakukan seni
Seni adalah sumber latihan yang membantu meningkatkan bagian di otak yang bekerja mengekspresikan diri secara non-verbal. Seni membuat orang jadi kreatif, menggunakan keterampilan motorik halus dan berpikir analitis.
2. Memperluas kosa kata
Membaca artikel, berita atau novel bisa membantu mempelajari kata-kata baru yang sebelumnya tidak akrab didengar. Teknik ini akan membantu mempertajam memori dan meningkatkan kosakata.
3. Gunakan tangan yang tidak dominan
Saat melakukan tugas dasar yang membutuhkan konsentrasi, cobalah menggunakan tangan yang tidak dominan. Kegiatan ini akan memerlukan perhatian ekstra sehingga membuat diri lebih fokus menyelesaikan tugas-tugas sederhana.
4. Jangan gunakan kalkulator
Untuk perhitungan dasar atau harian sebaiknya jangan menggunakan kalkulator, tapi pilihlah metode kuno seperti menghitung dengan jari atau menghitungnya di kepala. Ini adalah cara yang sangat umum untuk menjaga otak tetap aktif.
5. Belajar bahasa asing
Mempelajari bahasa asing baru tidak hanya bisa meningkatkan karir profesional dan pengetahuan baru, tapi juga menjadi sumber latihan untuk pikiran karena menjaga otak tetap sibuk.

Sumber: http://id.she.yahoo.com/lakukan-hal-hal-ini-agar-otak-tak-lagi-041300974.html

Senin, 17 Februari 2014

Cara Cegah Keretakan pada Tumit Kaki

Tumit kaki yang retak bisa timbul karena berbagai alasan, salah satunya adalah terlalu banyak memakai sandal jepat, berjalan tak gunakan alas kaki, atau terlalu sering pakai high heels. Kekurangan kelenjar minyak juga menjadi penyebab keretakan pada tumit kaki. Untuk itu, kamu tentu saja membutuhkan perawatan untuk menjaganya agar tetap lembut. Yuk coba cara simpel untuk cegah keretakan pada tumit kaki berikut ini:
1. Pakai sepatu tertutup
Ini adalah cara terbaik untuk mencegah keretakan dan kekeringan pada bagian tumit kaki. Yap, pakailah sepatu tertutup dan jaga kaki tetap bersih dan lembut.
2. Rajin bersihkan
Untuk mencegah keretakan, kamu harus tetap menjaga kakimu selalu bersih. Saat mandi, gosoklah bagian kaki, termasuk tumit untuk membuang kotoran dan sel kulit mati. Saat habis bepergian keluar, jangan lupa bersihkan dengan air hangat.
3. Oleskan pelembab
Oleskan produk pelembab yang tahan lama setelah mandi dan sebelum tidur agar tumit tak mengalami kekeringan yang bisa menimbulkan tanda-tanda keretakan.
4. Air lemon
Rendam kaki ke dalam campuran air dan perasan lemon selama 15 menit. Gosok dengan perlahan dan bilas hingga bersih. Jangan lupa oleskan pelembab setelahnya.
5. Susu dan madu
Campurkan susu dan madu dan rendam kakimu dalam campuran tersebut selama 15 hingga 20 menit. Gosokkan perlahan dan bilas dengan air hangat. Ini adalah cara alami yang bisa mencegah kaki retak. Lakukan cara ini sekali dalam untuk hasil terbaik.
6. Garam
Rendam kakimu ke dalam setengah air dalam ember. Tambahkan sedikit garam ke dalam ember tersebut. Scrub garam ini bisa mengangkat kotoran dan sel kulit mati, serta melembutkan kulit di bagian tumit kaki.

Sumber : http://id.she.yahoo.com/inilah-cara-cegah-keretakan-pada-tumit-kaki-100000285.html

Jumat, 14 Februari 2014

ALIRAN INFORMASI DALAM ORGANISASI



ALIRAN INFORMASI DALAM ORGANISASI
Aliran informasi atau dikenal juga dengan distribusi informasi, adalah proses dimana informasi yang tepat disampaikan pada orang yang tepat, pada waktu yang diinginkan. Atau bisa diartikan pula dengan Aliran informasi dalam suatu organisasi adalah suatu proses dinamik; dalam proses inilah pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan, dan dinterpretasikan.
Proses ini berlangsung terus dan berubah secara konstan – artinya komunikasi organisasi bukanlah sesuatu yang terjadi kemudian berhenti. Komunikasi terjadi sepanjang waktu. Dalam organisasi Pendistribusian informasi dalam organisasi adalah cara-cara untuk memperoleh informasi dan berbagi informasi pada rekan kerja baik itu menggunakan metode-metode elektronik seperti situs web kolaborasi, intranet, dan apabila cara-cara dengan teknologi tidak dimungkinkan bisa jadi cara ini menggunakan arsip atau distribusi berkas secara manual. Atau bisa dikatakan pula bahwa Aliran informasi dalam organisasi adalah perpindahan informasi dalam struktur organisasi dan metodologi yang digunakan (saluran) dalam memindahkan informasi ini terkait dengan budaya organisasi, proses, waktu, dan pemaknaan sehingga informasi ini dianggap sebagai nilai, pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.
Distribusi informasi biasanya digunakan sebagai cara untuk menjalankan rencana komunikasi dan merespon permintaan-permintaan (yang seringkali tidak disangka) akan informasi tertentu. Mekanisme aliran informasi Mekanisme informasi dapat mempengaruhi guna informasi itu sendiri saat informasi yang dibutuhkan tidak didapat tepat pada waktunya. Satu-satunya yang dapat memperbaiki kinerja aliran informasi ini adalah dengan adanya Rencana Pengelolaan Informasi (Communication Management Plan). Guetzkow (1965) menyatakan bahwa aliran informasi dalam suatu organisasi dapat terjadi denga tiga cara :
1. Berurutan
2. Serentak
3. Kombinasi antara serentak dan berurutan
  • Penyebaran Pesan Secara Berurutan
“penyampaian pesan secara berurutan merupakan bentuk pola komunikasi yang utama, yang pasti terjadi dalam organisasi’’ ini dikemukakan oleh Haney (1962). penyebaran informasi berurutan meliputi perluasan bentuk penyebaran diadik, jadi pesan disampaikan dari si A–> si B–> si C–> si D–> si E dalam serangkaian transaksi dua orang; dalam hal ini setiap individu kecuali orang ke 1 (sumber pesan), mula-mula menginterpretasikan pesan yang diterimanya, dan kemudian meneruskan hasil interpretasinya kepada orang berikutnya dalam rangkaian tersebut.
Penyebaran pesan berurutan memperlihatkan pola ”siapa berbicara kepada siapa”. penyebaran tersebut mempunyai suatu pola sebagai salah satu ciri terpentingnya, Bila pesan disebarkan secara berurutan, penyebaran informasi berlangsung dalam waktu yang tidak beraturan, jadi infomasi tersebut tiba ditempat yang berbeda dan pada waktu yang berbeda pula. Individu cenderung menyadari adanya informasi pada waktu yang berlainan. karena adanya perbedaan dalam menyadari informasi tersebut, mungkin timbul masalah dalam koordinasi. Adanya keterlambatan dalam penyebaran informasi akan menyebabkan informasi itu sulit digunakan untuk membuat keputusan karena ada orang yang belum memperoleh informasi. Bila jumlah orang yang harus diberi informasi cukup banyak, proses berurutan memerlukan waktu yang lebih lama lagi untuk menyampaikan informasi kepada mereka.
  • Penyebaran Pesan Secara Serentak
Sebagian besar dari komunikasi organisasi berlangsung dari orang ke orang, hanya melibatkan sumber pesan dan penerima yang mengiterprestasikan pesan sebagai tujuan akhir. Banyak organisasi yang mengeluarkan terbitan khusus, berbentuk majalah atau selebaran yang diposkan kepada semua anggota organisasi. Bila semua anggota departemen, fakultas, atau bagian-bagian lain menerima suatu imformasi dalam waktu yang bersamaan, proses ini disebut penyebaran pesan secara serentak.
Pemilihan teknik penyebaran yang berdasarkan pada waktu (tiba secara serentak) memerlukan pemikiran metode penyebaran yang sedikit berbeda dari yang biasa kita kerjakan. Di pihak lain, suatu pertemuan mungkin merupakan cara untuk menyampaikan informasi kepada setiap anggota organisasi pada saat yang sama; tetapi seperti yang dapat anda duga, tidak semua orang dapat hadir karena pertemuan cukup jauh.
Memo merupakan media tertulis sedangkan pertemuan adalah bentuk lisan, atau suatu media tatap muka. Salah satu dari kedua metode tersebut atau kedua-duanya mungkin melancarkan penyebaran informasi secara serentak kepada sekelompok anggota organisasi; salah saatu kedua-duanya mungkin pula tidak efektif. Dengan berkembangnya media telekomunikasi, tugas menyebarkan informasi kepada semua anggota secara serentak menjadi lebih sederhana bagi sebagian organisasi. Dengan berkembangnya sistem kabel dan telepon yang lebih canggih, dirangkaikan dengan video, semua organisasi dapat berhubungan secara visual dan vokal antara satu dengan yang lainnya sambil tetap berada di tempat kerja masing- masing. Penyebaran pesan secara serentak mungkin suatu cara yang lebih umum, lebih efektif dan efisien daripada cara lainnya untuk melancarkan aliran informasi dalam suatu organisasi.
Alat alat dan teknik dalam distribusi informasi
Empat alat-alat dan teknik yang diperlukan dalam mendistribusikan/ mengalirkan informasi ini:
1. Kemampuan berkomunikasi yang memungkinkan manajer menggunakan kesempatan untuk memanfaatkan dimensi-dimensi komunikasi yang ada.
2. Sistem untuk mengumpulkan dan memperoleh informasi.
3. Metode pendistribusian informasi
4. Proses pembelajaran tindakan (Lesson Learned Process).
Peranan Jaringan Kerja Komunikasi Analisis jaringan telah mengungkapkan sifat-sifat khas sejumlah peranan jaringan komunikasi. Berikut adalah tujuh peranan jaringan komunikasi, antara lain :
1. Kosmopolit Adalah individu yang melakukan kontak dengan dunia luar, dengan individu-individu diluar organisasi. Kosmopolit menghubungkan para anggota organisasi dengan orang-orang dan peristiwa-peristiwa diluar batas-batas struktur organisasi.
2. Penghubung Adalah orang yang mengaitkan atau menghubungkan dua klik atau lebih tetapi ia bukan anggota salah satu kelompok yang dihubungkan tersebut.Penghubung mengkaitkan satuan-satuan organisasi bersama-sama dan menggambarkan orang-orang yang berlaku sebagai penyaring informasi.
3. Jembatan Adalah seorang anggota klik yang memiliki sejumlah kontak yang menonjol dalam kontak antar kelompok, juga menjalin kontak dengan anggota klik lain. Sebuah jembatan berlaku sebagai pengontak langsung antara dua kelompok pegawai.
4. Penyendiri Adalah mereka yang hanya melakukan sedikit atau sama sekali tidak mengadakan kontak dengan anggota kelompok lainnya. Beberapa anggota organisasi menjadi penyendiri bila berurusan dengan kehidupan pribadi pegawai-pegawai lainnya tetapi jelas merupakan anggota klik bila pesan-pesan berkenaan dengan perubahan dalam kebijakan dan prosedur organisasi.
5. Penjaga gawang Adalah orang yang secara strategis ditempatkan dalam jaringan agar apat melakukan pengendalian atas pesan apa yang akan disebarkan melalui system tersebut.
6. Pemimpin pendapat Adalah orang tanpa jabatan formal dalam semua system social, yang membimbing pendapat dan mempengaruhi orang-orang dalam keputusan mereka. Mereka merupakan orang-orang yang mengikuti persoalan dan dipercaya orang-orang lainya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
7. Anggota Klik - Klik adalah sebuah kelompok individu yang paling sedikit separuh dari kontaknya merupakan hubungan dengan anggota-anggota lainnya. Prasyarat keanggotaan klik adalah bahwa individu-individu harus mampu melakukan kontak satu sama lainnya, bahkan dengan cara tidak langsung. Klik terdiri dari individu-individu yang keadaan sekelilingnya memungkinkan kontak antar individu, dan yang merasa amat puas dengan kontak-kontak tersebut. Klik-terdiri dari individu-individu yang memiliki alasan formal, yang berhubungan dengan jabatan untuk melakukan kontak sekaligus juga mempunyai alasan informal yang bersifat antar pesona.
Sumber : Tidak diketahui.

TEORI-TEORI KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

MAKNA PERSPEKTIF TEORITIS
Teori-teori Komunikasi Lintas Budaya merupakan teori-teori yang secara khusus menggeneralisasi konsep komunikasi diantara komunikator dengan komunikan yang berbeda kebudayaan, dan yang membahas pengaruh kebudayaan terhadap kegiatan komunikasi.
DR. Alo Liliweri mengatakan bahwa paling tidak ada tiga sumber yang bisa digunakan untuk menggeneralisasi teori komunikasi lintas budaya, yakni:
1. Teori-teori komunikasi antar budaya yang dibangun akibat perluasan teori komunikasi yang secara khusus dirancang untuk menjelaskan komunikasi intra/antar budaya.
2. Teori-teori baru yang dibentuk dari hasil-hasil penelitian khusus dalam bidang komunikasi antar budaya.
3. Teori-teori komunikasi antar budaya yang diperoleh dari hasil generalisasi teori ilmu lain, termasuk proses sosial yang bersifat isomorfis.
MAKNA PERSPEKTIF SUBJEKTIF/EMIK
Pada prinsipnya dalam penelitian yang menggunakan perspektif ini maka peneliti “menjadikan dirinya” sebagai bagian dari kebudayaan yang dia teliti, atau dengan kata lain, peneliti bertindak sebagai partisipan penuh karena dia masuk dalam suatu struktur budaya tertentu.(Liliweri, 2001:34)
Dalam penelitian berperspektif subjektif ini biasanya peneliti akan menolak masukan variabel kebudayaan lain ke dalam kebudayaan yang sedang diteliti. Oleh karena itu, para peneliti yang menggunakan perspektif ini kerap kali mendapat kritik karena gambaran yang diberikan tentang kebudayaan yang ditelitinya terlalu sedikit. Pendekatan subjektif pun sering mengkritik peneliti yang menarik kesimpulan tentang suatu budaya tertentu berdasarkan ukuran-ukuran yang berlaku pada kebudayaan lain.
MAKNA PERSPEKTIF OBJEKTIF/ETIK
Dalam penelitian yang menggunakan perspektif objektif ini seorang peneliti akan menggunakan dua pendekatan kebudayaan yang berbeda terhadap objek tertentu.
Penggunaan perbedaan kebudayaan dilakukan untuk menunjukkan dimensi dan variabilitas kebudayaan dan untuk menunjukkan bahwa teori-teori komunikasi antar budaya tidak dimaksudkan untuk meneliti perbedaan budaya.
Berikut adalah  perbedaan perspektif subjektif/emik dengan perspektif objektif/etik dalam komunikasi antar budaya.
1. -Emik  2.-Etik
1. Peneliti mempelajari perilaku manusia dari dalam kebudayaan objek penelitian 
2. Peneliti mempelajari perilaku manusia dari luar kebudayaan objek penelitian
1. Peneliti hanya meneliti satu kebudayaan
2. Peneliti menguji banyak  kebudayaan dan membandingkan kebudayaan tersebut
1. Struktur kebudayaan ditemukan sendiri oleh peneliti 
2. Struktur diciptakan oleh peneliti
1.Umumnya kriteria-kriteria yang diterapkan ke dalam karakteristik kebudayaan sangat realtif
2. Kriteria-kriteria kebudayaan bersifat mutlak dan berlaku universal
TEORI-TEORI BERD
ASARKAN PERSPEKTIF ILMU KOMUNIKASI
Gundykunst (1983) mengemukakan bahwa terdapat lima pendekatan dalam ilmu komunikasi yang diasumsikan dapat menerangkan komunikasi lintas (antar) budaya. Kelima pendekatan tersebut adalah:
1. Teori Komunikasi berdasarkan analisis kebudayaan implisit .
Kebudayaan implisit adalam kebudayaan immmaterial, kebudayaan yang bentuknya tidak nampak sebagai benda namun dia “tercantum” atau “tersirat” dalam nilai dan norma budaya suatu masyarakat, misalnya bahasa.
Pendekatan kebudayaan implisit mengandung beberapa asumsi yaitu:
1). Kebudayaan mempengaruhi skema kognitif
2). Kebudayaan mempengaruhi organisasi tujuan dan strategi tindakan
3). Kebudayaan mempengaruhi pengorganisasian skema interaksi; dan
4). Kebudayaan mempengaruhi proses komunikasi.
2. Teori Analisis Kaidah Peran.
Dari berbagai penelitian yang dilakukan maka diketahui bahwa telah terjadi beragam variasi penerapan prinsip-prinsip teori “kaidah peran”. Beberapa isu yang menonjol misalnya:
1). apa saja sifat dasar yang dimiliki suatu masyarakat
2). Apa yang dimaksudkan dengan kaidah peran?
3). Apa hubungan antara aktor dan kaidah persan? Apakah setiap kaidah peran mampu menerangkan atau mengakibatkan perilaku tertentu?
3. Teori analisis Interaksi antar budaya
Ada beberapa pendektan ilmu komunikasi yang sering digunakan untuk menerangkan interaksi antar budaya, yakni:
1). Pendekatan jaringan metateoritikal, yaitu studi tentang bagaimana derajat hubungan antar pribadi
2). Teori Pertukaran. Inti teori ini mengatakan bahwa hubungan antarpribadi bisa diteruskan dan dihentikan. Makin besar keuntungan yang diperoleh dari hubungan antarpribadi maka makin besar peluang hubungan tersebut diteruskan. Sebaliknya makin kecil keuntungan yang diperoleh, maka makin kecil peluang hubungan tersebut diteruskan.
Wood (1982) dalam Liliwer (1994) mengidentifikasi 12 karakteristik pendekatan pertukaran tersebut: 1) Prinsip individual, 2) Komunikasi Coba-coba, 3) Komunikasi eksplorasi, 4) Komunikasi euphoria, 5) Komunikasi yang memperbaiki, 6) komunikasi pertalian, 7) Komunikasi sebagai pengemudi, Description: 8)komunikasi yang membedakan, 9) Komunikasi yang disintegratif, 10) Komunikasi yang macet, 11) Pengakhiran komunikasi, 12) Individualis.
4. Teori pengurangan tingkat kepastian
Berger (1982) menyatakan bahwa salah satu dari fungsi utama komunikasi adalah fungsi informasi yaitu untuk mengurangi tingkat ketidakpastian komunikator dan komunikan. Setiap individu memiliki keinginan yang kuat untuk memperoleh informasi tertentu tentang pihak lain. Berger merekomendasikan strategi pencarian informasi sebagai berikut:
1) Mengamati pihak lain secara pasif,
2) Menyelidiki atau menelusuri pihak lain,
3) menanyakan informasi melalui pihak ketiga,
4) penanganan lingkungan kehidupan pihak lain,
5) Interogasi,
6) Membuka diri.
PERSPEKTIF TEORITIS, PENGEMBANGAN TEORI BARU.
Pendekatan perspektif teoritis terhadap komunikasi lintas budaya juga bisa bersumber dari penelitian khusus dalam bidang komunikasi lintas budaya. Teori
teori yang muncul antara lain:
1. Teori Tiple M
Menurut Mowlana (1989) ada tiga unsur penting dalam teori ini yaitu masyarakat massa, media massa, dan budaya massa. Ketiganya berhubungan satu sama lain membentuk segitiga
2. Model Determinisme Teknologi
Masih menurut Mowlana, dikatakan bahwa media massa yang berkaitan dengan budaya suatu masyarakat itu sebagian besar ditentukan oleh teknologi. Apabila teori determinisme teknologi ini dikaitkan dengan media massa dan kebudayaan, maka teori ini memiliki 2 kelemahan yaitu:
a. Teori determinisme teknologi hanya memandang satu aspek tertentu dari media yaitu bentuk material atu teknologi sebagai karakter pokok yang berarti dan sangat menentukan.
b. Banyak pandangan teori ini yang hanya berdasarkan peristiwa historis dan pengalaman yang dialami oleh dunia barat.
3. Teori Ekonomi Politik
Teori ini mempertanyakan hubungan antara masyarakat massa, media massa, budaya massa sebagaimana yang digambarkan oleh Teori Triple M. Menurut teori ini, media massa tidak selalu menjadi sebab atau pembentuk budaya massa, melainkan hanya bertindak sebagai saluran penyampaian isi budaya saja.
4. Teori Cultural Studies dan Post Modernism
Perspektif ini meletakkan kerangka bagi suatu interpretasi budaya mengenai peranan teknologi komunikasi dan sistem media yang berkembang tahun 1970-an. Hall memandang media massa merupakan instrumen yang penting dari kapitalisme abad ke-20 yang berfungsi memelihara hegemoni ideologi. Media massa dianggap mampu menetapkan kerangka budaya massa.
5. Teori integratif.
Teori ini memunculkan konsep dan fenomena pluralisme budaya dalam kajiannya.
  Sumber : Tidak dketahui.

KOMUNIKASI DAN BUDAYA

MEMAHAMI DAN MENDEFINISIKAN KOMUNIKASI DAN BUDAYA
Komunikasi lintas budaya terjadi bila pengirim pesan adalah anggota dari suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota dari suatu budaya yang lain. Oleh karena itu, sebelum membicarakan Komunikasi Lintas Budaya lebih lanjut kita akan membahas konsep komunikasi dan budaya dan hubungan diantara keduanya terlebih dahulu.
Pembicaraan tentang komunikasi akan diawali dengan asumsi bahwa komunikasi berhubungan dengan kebutuhan manusia dan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Kebutuhan berhubungan sosial ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan. Dan proses berkomunikasi itu merupakan sesuatu yang tidak mungkin tidak dilakukan oleh seseorang karena setiap perilaku seseorang memiliki potensi komunikasi.
Proses komunikasi melibatkan unsur-unsur sumber (komunikator), Pesan, media, penerima dan efek. Disamping itu proses komunikasi juga merupakan sebuah proses yang sifatnya dinamik, terus berlangsung dan selalu berubah, dan interaktif, yaitu terjadi antara sumber dan penerima.Proses komunikasi juga terjadi dalam konteks fisik dan konteks sosial, karena komunikasi bersifat interaktif sehingga tidak mungkin proses komunikasi terjadi dalam kondisi terisolasi. Konteks fisik dan konteks sosial inilah yang kemudian merefleksikan bagaimana seseorang hidup dan berinteraksi dengan orang lainnya sehingga terciptalah pola-pola interaksi dalam masyarakat yang kemudian berkembang menjadi suatu budaya.
Adapun budaya itu sendiri berkenaan dengan cara hidup manusia. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktek komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik dan teknologi semuanya didasarkan pada pola-pola budaya yang ada di masyarakat.
Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.(Mulyana, 1996:18)
Budaya dan komunikasi tak dapat dipisahkan satu sama lain, karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siap, tentang apa dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Budaya merupakan landasan komunikasi sehingga bila budaya beraneka ragam maka beraneka ragam pula praktek-praktek komunikasi yang berkembang.
MEMAHAMI PERBEDAAN-PERBEDAAN BUDAYA
Budaya adalah gaya hidup unik suatu kelompok manusia tertentu. Budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh sebagian orang dan tidak dimiliki oleh sebagian orang yang lainnya – budaya dimiliki oleh seluruh manusia dan dengan demikian seharusnya budaya menjadi salah satu faktor pemersatu.
Pada dasarnya manusia-manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka. Individu-individu sangat cenderung menerima dan mempercayai apa yang dikatakan budaya mereka. Mereka dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat dimana mereka tinggal dan dibesarkan, terlepas dari bagaimana validitas objektif masukan dan penanaman budaya ini pada dirinya. Individu-individu itu cenderung mengabaikan atau menolak apa yang bertentangan dengan “kebenaran” kultural atau bertentangan dengan kepercayaan-kepercayaannya. Inilah yang seringkali merupakan landasan bagi prasangka yang tumbuh diantara anggota-anggota kelompok lain, bagi penolakan untuk berubah ketika gagasan-gagasan yang sudah mapan menghadapi tantangan.
Setiap budaya memberi identitas kepada sekolompok orang tertentu sehingga jika kita ingin lebih mudah memahami perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam msaing-masing budaya tersebut paling tidak kita harus mampu untuk mengidentifikasi identitas dari masing-masing budaya tersebut yang antara lain terlihat pada:
• Komunikasi dan Bahasa
Sistem komunikasi, verbal maupun nonverbal, membedakan suatu kelompok dari kelompok lainnya. Terdapat banyak sekali bahasa verbal diseluruh dunia ini demikian pula bahasa nonverbal, meskipun bahasa tubuh (nonverbal) sering dianggap bersifat universal namun perwujudannya sering berbeda secara lokal.
• Pakaian dan Penampilan
Pakaian dan penampilan ini meliputi pakaian dan dandanan luar juga dekorasi tubuh yang cenderung berbeda secara kultural.
• Makanan dan Kebiasaan Makan
Cara memilih, menyiapkan, menyajikan dan memakan makanan sering berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Subkultur-subkultur juga dapat dianalisis dari perspektif ini, seperti ruang makan eksekutif, asrama tentara, ruang minum teh wanita, dan restoran vegetarian.
• Waktu dan Kesadaran akan waktu
Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya lainnya. Sebagian orang tepat waktu dan sebagian lainnya merelatifkan waktu.
• Penghargaan dan Pengakuan
Suatu cara untuk mengamati suatu budaya adalah dengan memperhatikan cara dan metode memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan baik dan berani, lama pengabdian atau bentuk-bentuk lain penyelesaian tugas.
• Hubungan-Hubungan
Budaya juga mengatur hubungan-hubungan manusia dan hubungan-hubungan organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan, kekuasaan, dan kebijaksanaan.
• Nilai dan Norma
Berdasarkan sistem nilai yang dianutnya, suatu budaya menentukan norma-norma perilaku bagi masyarakat yang bersangkutan. Aturan ini bisa berkenaan dengan berbagai hal, mulai dari etika kerja atau kesenangan hingga kepatuhan mutlak atau kebolehan bagi anak-anak; dari penyerahan istri secara kaku kepada suaminya hingga kebebasan wanita secara total.
• Rasa Diri dan Ruang
Kenyamanan yang dimiliki seseorang atas dirinya bisa diekspresikan secara berbeda oleh masing-masing budaya. Beberapa budaya sangat terstruktur dan formal, sementara budaya linnya lebih lentur dan informal. Beberapa budaya sangat tertutup dan menentukan tempat seseorang secara persis, sementara budaya-budaya lain lebih terbuka dan berubah.
• Proses mental dan belajar
Beberapa budaya menekankan aspek perkembangan otak ketimbang aspek lainnya sehingga orang dapat mengamati perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam cara orang-orang berpikir dan belajar.
• Kepercayaan dan sikap
Semua budaya tampaknya mempunyai perhatian terhadap hal-hal supernatural yang jelas dalam agama-agama dan praktek keagamaan atau kepercayaan mereka.
 Sumber : Tidak diketahui ( harap maklum ya materi lama )